بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصْحابه ومن والاه
Anggota grup whatsapp Dirosah Islamiyyah, yang semoga dimuliakan oleh Allah.
Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang ditulis oleh Fadhilatul Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta’ala.
Masih kita pada pasal Beriman Kepada Allah
Kemudian Allah berfirman,
وَيُنَزِّلً الْغَيْثَ
“Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menurunkan hujan” [QS Luqman: 34]
Dan Dialah yang mengetahui kapan terjadinya hujan. Yang dimaksud ( الْغَيْث) di sini menurut sebagian ulama adalah hujan yang memberikan manfaat. Ada yang mengatakan demikian, yaitu hujan yang mendatangkan manfaat, bisa menumbuhkan tanaman.
Maka inilah yang dimaksud dengan (الْغَيْث). Dinamakan (الْغَيْث) kalau dia bisa bermanfaat dan bisa menumbuhkan tanaman.
Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala Dialah yang menurunkan dan Dialah yang Maha Mengetahui kapan diturunkan (الغيث) tadi, kapan waktunya yang pas. Tidak ada yang mengetahui yang demikian kecuali Allah. Pas waktunya, tunas atau tumbuhan atau biji-bijian itu waktunya untuk tumbuh, yang mengetahui waktu yang pas diturunkan hujan tadi hanyalah Allah. Dan Dialah yang mengetahui di mana biji-bijian tadi bisa tumbuh dengan sebab hujan tadi.
Ini yang mengetahui hanya Allah, yang mengetahui dengan pasti kapan terjadinya hujan tadi dengan detiknya, dengan sedetail-detailnya, dan di tempat yang mana, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala Dialah yang Maha Mengetahui.
Adapun manusia maka tidak mengetahui yang demikian. Bagaimanapun kehebatannya, dia tidak akan mengetahui, kapan terjadinya hujan secara pasti. Dengan sedetail-detailnya, berapa jumlahnya dan kapan terjadinya, di tempat mana dia akan turun.
Yang bisa dia lakukan hanya sekedar mengira-ira saja. Melihat hujan atau dia melihat angin yang berhembus kemudian memperkirakan maka akan terjadi mendung, akan terjadi hujan di sore harinya, itu perkiraan manusia dan dia tidak bisa memastikan.
Adapun Allah Subhanahu wa Ta’ala maka Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Allah pastikan akan turun hujan pada saat tersebut. Ini tidak akan diketahui manusia. Itupun ketika mereka memperkirakan cuaca terkadang salah terkadang benar, tidak sesuai dengan apa yang diperkirakan.
Menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala Dialah yang
يَنَزِّلُ الْغَيْثَ
Dialah yang menurunkan hujan dan Dialah yang Maha Mengetahui tentang perincian dari hujan tadi. Kapan turunnya, di mana dia akan turun, berapa kubik jumlahnya.
Kemudian yang ketiga,
وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ
“Dan Dialah yang mengetahui apa yang ada di dalam rahim” [QS Lukman: 34]
Yang dimaksud dengan rahim di sini adalah tempat janin yang ada di dalam perut seorang wanita atau betina kalau dia adalah hewan, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahui tentang apa yang ada di dalam rahim-rahim tersebut. Baik rahim seorang manusia maupun hewan. Dia berada di dalam perut ibunya.
Semua dari segala sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahui tentang apa yang ada di dalam rahim tersebut, kapan dia mulai tumbuh, kapan pertemuan antara sel telur dari laki-laki maupun dari wanita, bagaimana pertumbuhan dia, kapan dia akan lahir, kapan dia terbentuk anggota badannya, kapan terbentuk matanya, apakah dia kelak akan laki-laki atau wanita.
Bahkan apa yang akan terjadi ketika setelah dia lahir di dalam kehidupannya, berupa rejekinya, berupa amalannya, berupa ajalnya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala,
يَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَام
“Allah mengetahui apa yang ada di dalam rahim manusia” [QS. Lukman: 34]
Tidak ada yang samar bagi Allah.
Adapun manusia yang bisa mereka lakukan di zaman sekarang ada alat yang bisa melihat di dalam janin, itu pun sangat terbatas, dia bisa mengetahui ini laki-laki atau wanita ketika sudah berumur misalnya sudah lebih dari empat bulan atau lebih dari lima bulan.
Itupun kadang salah kadang benar, kadang kelihatan kadang tidak. Karena tertutupi sesuatu misalnya, kemudian kadang benar dan terkadang ketika lahir ternyata tidak seperti yang mereka perkirakan, itu keadaan kita dan teknologi yang ada.
Itupun mereka bisa mengetahuinya dalam waktu yang tertentu, mereka sebelumnya tidak tahu. Dan sebagian ulama mengatakan kalau sudah ada jenis kelaminnya laki-laki maupun wanita, maka ini bukan ilmu ghaib lagi yang khusus bagi Allah.
Kenapa?
Karena ketika dia sudah menjadi laki-laki atau wanita, maka malaikat pun dia tahu tentang hal ini. Kalau malaikat tahu, berarti bukan ilmu ghaib lagi, yang khusus bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tapi sebelumnya, sebelum itu dibentuk menjadi laki-laki atau wanita maka ini ilmu yang ghaib, tidak mengetahuinya kecuali Allah, termasuk malaikat tidak mengetahui. Tapi kalau sudah menjadi laki-laki atau wanita dan ini ketika sudah berumur empat bulan, maka ini sudah bukan lagi ilmu yang ghaib. Diketahui oleh malaikat dan bisa diketahui oleh dokter.
وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَام
“Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahui apa yang ada di dalam rahim.” [QS Lukman: 34]
وَمَا تَدْرِي نَفْسُ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا
“Dan sebuah jiwa tidak mengetahui apa yang akan dia lakukan besok.” [QS Lukman: 34]
Apa yang akan dia lakukan besok dia tidak tahu, besok itu akan terjadi apa? Bagi dia tidak tahu apalagi yang terjadi pada orang lain, padahal dia sudah punya rencana mungkin.
Rencananya besok akan melakukan ini, melakukan itu, itu baru rencana saja, tapi kita tidak tahu mengetahui kejadian yang sebenarnya besok. Kita tidak mengetahui kejadian apa yang sebenarnya akan terjadi besok. Mungkin kita sekarang merencanakan tentang sesuatu A, ternyata yang terjadi besok B, maka ini termasuk مَفَا تِحُ الْغَيْبِ, kunci ilmu ghaib, yang tidak mengetahuinya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُو. Sebagaimana dalam ayat sebelumnya.
Kemudian Allah mengatakan,
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوت
“Dan sebuah jiwa tidak mengetahui di daerah mana dia akan meninggal dunia.” [QS Lukman: 34]
Di daerah mana dia akan meninggal dunia, dia tidak mengetahui, ini adalah kekhususan bagi Allah. Dia bisa berencana ingin meninggal di desa saya, saya ingin meninggal di kota Madinah, saya ingin meninggal di tempat tertentu, tapi itu hanya sekedar keinginan.
Tetapi ilmu dan pengetahuan bahwasanya dia akan meninggal di sebuah tempat, ini tidak ada yang mengetahui kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga banyak manusia yang punya keinginan, mungkin dia meninggal di daerahnya tapi ternyata dia meninggal di daerah lain.
Ada sebagian mereka dari kecil tidak pernah keluar kemana-mana, tinggal di tempat tersebut. Dan dia mengira bahwasanya dia akan meninggal di tempat tersebut, tapi ternyata di sana ada sebab karena sudah ditakdirkan oleh Allah, dia akan meninggal di sebuah tempat, maka di sana ada sebuah sebab yang akan menjadikan dia meninggalkan daerah tersebut dan dia meninggal di tempat yang lain yang sudah ditakdirkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka ini adalah ilmu yang ghaib, tidak mengetahui kapan dan di mana seseorang akan meninggal dunia, kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.
إِنَّ اللهَ عَلِيمُ خـبِيرُ
“Sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Mengetahui” [QS Lukman: 34]
(Kata) خبير, artinya Allah mengetahui perkara-perkara yang tersembunyi. Ada yang mengatakan (حبير) ini lebih khusus daripada (عليم), kalau (عليم) umum, baik yang tersembunyi maupun yang tidak tersembunyi.
Adapun (خبير) maka ada yang mengatakan yaitu mengetahui perkara-perkara yang tersembunyi. Kalau yang tersembunyi saja Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Mengetahuinya, lalu bagaimana dengan perkara-perkara yang kelihatan.
Semoga Allah Subhanahu wa Taala menambah keimanan kita dengan mendengar ayat-ayat yang mulia ini dan mematikan kita di atas keimanan kepada-Nya dan juga keimanan kepada rukun iman yang lain.
Mungkin itu yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini semoga Allah Subahnahu wa Ta’ala memberikan kepada kita ilmu yang bermanfaat.
و بالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته