بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصْحابه ومن والاه
Anggota grup whatsapp Dirasah Islamiyyah, yang semoga dimuliakan oleh Allāh.
Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang ditulis oleh fadhilatul Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullāh ta’ala.
Masih kita pada pasal beriman kepada Allāh, berkata Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullāh ta’ala:
و ألقاه إلى جبريل
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla menyampaikannya kepada Jibril, yaitu Jibril mendengar apa yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla ucapkan.
Allāh menyampaikan Al-Qurān ini kepada Jibril, mengucapkan Al-Qurān ini dan didengar oleh Jibril alayhissalam.
فنزل به جبريل على قلب النبي ﷺ
Kemudian malaikat Jibril turun dengan apa yang dia dengar ini kepada hati Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam.
Karena القلب adalah tempat atau wadah dari ilmu (wahyu), maka malaikat Jibril alayhissalam turun kepada Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam dan menyampaikan Al-Qurān yang sudah dia dengar kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam.
Tentunya ini semua terjadi secara berangsur-angsur sesuai dengan kejadian (peristiwa), diturunkan oleh malaikat Jibril alayhissalam kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam .
Kemudian beliau mengatakan (membawakan) firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla:
قُلْ نَزَّلَهُۥ رُوحُ ٱلْقُدُسِ مِن رَّبِّكَ بِٱلْحَقِّ
Katakanlah wahai Muhammad : “Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Qurān itu dari Rabb-mu dengan benar.” [QS An-Nahl: 102]
Malaikat Jibril dinamakan ruhul al-qudus karena dia adalah makhluk yang suci, karena Al-Qudus maknanya adalah suci atau bersih, karena dia adalah makhluk yang amanah yang tidak melakukan kemaksiatan kepada Allāh. Sehingga Allāh Subhānahu wa Ta’āla mensifati beliau dengan Al-Qadāsah (ruhul qudus = ruh yang suci).
Dia-lah yang menurunkan Al-Qurān dari Rabb-Mu dengan benar, dan ini menunjukkan bahwasanya Al-Qurān diturunkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan menunjukkan bahwa Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang berada di atas, kemudian malaikat Jibril alayhissalam yang membawa ke bawah dan disampaikan kepada Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam.
Ini disebutkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla di dalam Surat An-Nahl ayat 102.
Kemudian setelahnya beliau membawakan firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang ada di dalam surat Asy-Syu’ara ayat 192 sampai 195.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan:
وَإِنَّهُۥ لَتَنزِيلُ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ۞ نَزَلَ بِهِ ٱلرُّوحُ ٱلۡأَمِينُ ۞ عَلَىٰ قَلۡبِكَ لِتَكُونَ مِنَ ٱلۡمُنذِرِينَ ۞ بِلِسَانٍ عَرَبِيّٖ مُّبِينٖ ۞
“Dan sesungguhnya, (Al-Qurān ini benar-benar diturunkan oleh Rabb seluruh alam, yang dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.” [QS Asy-Syu’ara’: 192-195]
Al-Qurān diturunkan oleh Allāh Rabbil’alamin, ini adalah keyakinan Ahlus Sunnah bahwasanya Al-Qurān munajal min indillah (diturunkan dari sisi Allāh Subhānahu wa Ta’āla).
Sekali lagi, ini menunjukkan bahwasanya Allāh berada di atas karena diturunkan Al-Qurān berarti Al-Qurān berasal dari atas (Allāh Subhānahu wa Ta’āla).
نَزَلَ بِهِ ٱلرُّوحُ ٱلۡأَمِينُ
Ar-Ruh Al-Amin adalah nama lain dari malaikat Jibril alayhissalam.
Kalau di dalam ayat sebelumnya tadi Allāh mensifati Jibril dengan Al-Qudus karena kebersihannya, adapun di dalam ayat ini maka Jibril disifati dengan amanah (Al-Amin) yaitu ruh yang sangat menjaga amanah.
Apa yang disampaikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla kepada beliau berupa wahyu, disampaikan apa adanya tidak ditambah dan dikurang kepada Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam.
Maka beliau alayhissalam disifati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan Al-Amin karena dia adalah makhluk yang sangat-sangat dipercaya tidak mengkhianati apa yang datang dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
عَلَىٰ قَلۡبِكَ
“Disampaikan atas hatimu.”
Karena sekali lagi, hati ini sebagai wadah dari ilmu, wadah dari wahyu Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Sehingga malaikat Jibril alayhissalam menyampaikan wahyu yang telah beliau dengar kepada Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam yaitu kepada hatinya.
لِتَكُونَ مِنَ ٱلۡمُنذِرِينَ
“Supaya engkau menjadi orang yang termasuk mengingatkan.”
Mundirin di sini masih sebagai nabi, diturunkan wahyu kepada beliau supaya beliau menjadi seorang nabi.
⇒ Al-Mundirin artinya adalah orang yang mengingatkan.
Maksudnya adalah para nabi dan rasul alayhimssalam karena mereka diutus oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla sebagai mubasysyirina wa mundirin sebagaimana firman Allāh.
رُّسُلًا مُّبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ
“Para rasul yang mereka diutus oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla dalam rangka memberikan kabar gembira dan memberikan peringatan kepada mereka.”
Yaitu memberikan kabar gembira dan memberikan peringatan kepada mereka. Memberikan kabar gembira apabila mereka beriman dengan apa yang mereka bawa, beriman kepada Allāh, beriman dengan hari akhir. Maka mereka akan mendapatkan kegembiraan dan kebahagiaan.
Dan sebaliknya orang yang menentang rasul dan tidak beriman dengan apa yang dia bawa maka orang yang demikian diperingatkan dari adzab yang pedih dan agung.
Firman Allāh,
عَلَىٰ قَلۡبِكَ لِتَكُونَ مِنَ ٱلۡمُنذِرِينَ
Menunjukkan bahwasanya wahyu adalah kekhususan para nabi dan rasul.
Apabila dia diwahyukan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla, maka jadilah dia seorang nabi, kalau dia tidak diwahyukan oleh Allāh maka dia bukan seorang nabi.
من خصائص ٱلرَّسُول
⇒ Wahyu termasuk kekhususan para nabi dan rasul alayhissalam.
Demikianlah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini dan In sya Allāh kita bertemu kembali pada pertemuan selanjutnya. Pada waktu dan keadaan yang lebih baik.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته