بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصْحابه ومن والاه
Anggota grup whatsapp Dirosah Islamiyyah, yang semoga dimuliakan oleh Allah.
Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang ditulis oleh Fadhilatul Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta’ala.
Masih kita pada pasal Beriman Kepada Allah.
Dan masih berkaitan dengan kalamullah,
ونؤمن بأنه:
Dan kami (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) beriman bahwasanya Allah, Dialah yang memiliki sifat:
لَّوْ كَانَ ٱلْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمَـٰتِ رَبِّى لَنَفِدَ ٱلْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَـٰتُ رَبِّى وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِۦ مَدَدًا
Yang artinya, “Seandainya laut ini menjadi tinta untuk kalimat-kalimat Rabbku (ucapan Allah)”.
Seandainya lautan yang luas ini, kita tahu bahwasanya laut di bumi ini lebih luas daripada daratan, laut yang luas ini, yang dalam dan luas itu menjadi مِدَادًا menjadi tinta untuk menulis kalamullah. Disiapkan untuk menulis kalamullah. Apakah cukup untuk menulis kalamullah? Allah mengatakan,
لَنَفِدَ ٱلْبَحْرُ
Niscaya air laut tadi yang digunakan untuk menulis kalamullah akan habis.
قَبْلَ أَنْ تَنفَدَ كَلِمَتُ رَبِى
“Sebelum habis kalimat Allah maka itu akan habis.”
Menunjukkan bahwasanya kalimat Allah Subhanahu wa Ta’ala ini adalah tidak terhingga. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala Dialah yang kekal dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan, Allah melakukan, maka di sana ada kalam yang terus langgeng.
Bagaimana lautan bisa menjadi tinta untuk menulis Kalamullah, sedangkan Allah Subhanahu wa Ta’ala Dialah yang Maha Kekal dan Dialah yang memiliki sifat kalam, dan Dialah yang memiliki nama (Al-Khaliq) Yang Menciptakan dan Dialah (Al-Akhir) Dialah yang yang akhir, tidak ada sesuatu setelah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka ini menunjukkan bahwasanya kalimat-kalimat Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sangat banyak. Tidak mungkin air laut seandainya dia menjadi tinta untuk menulis kalamullah semuanya. Makanya setelahnya Allah menuliskan,
وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِۦ مَدَدًا
“Meskipun Kami mendatangkan dengan yang semisalnya.”
Meskipun Kami mendatangkan dengan yang semisalnya, tidak akan mampu juga. Meskipun di datangkan air laut yang semisalnya, tidak akan mampu dan tidak akan bisa menulis seluruh kalamullah.
Menunjukkan bahwasanya kalamullah ini adalah sangat luas dan tidak terhingga. Ini disebutkan Allah di dalam surat Al-Kahfi ayat yang ke-109.
Kemudian selanjutnya Allah sebutkan,
وَلَوْ أَنَّمَا فِى ٱلْأَرْضِ مِن شَجَرَةٍ أَقْلَـٰمٌ وَٱلْبَحْرُ يَمُدُّهُۥ مِن بَعْدِهِۦ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمَـٰتُ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Seandainya apa yang ada di bumi ini berupa pohon-pohonan dia menjadi (أَقْلَمُ) dia menjadi pena.
وَٱلْبَحْرُ يَمُدُّهُۥ مِن بَعْدِهِۦ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ
Jadi penanya tadi adalah pohon-pohon yang ada di seluruh dunia ini. Siapa di antara kita yang bisa menghitung seluruh pohon yang ada di bumi, tidak mengetahui jumlahnya kecuali Allah. Silahkan itu menjadi pena semuanya dan air laut menjadi tintanya untuk menulis kalimat Allah.
Kalau mau ditambah dengan tujuh samudra yang lain.
مَّا نُفِدَتْ كَلِمَتُ اللَّهِ
“Niscaya kalimat Allah tidak akan habis.”
إِنَّ اللَّهَ عَزِبْزٌ حَكِيْمٌ
“Sesunguhnya Allah Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Disebutkan oleh Allah dalam surat Luqman ayat ke-27 dan ini juga menguatkan ayat yang sebelumnya bahwasanya kalimat-kalimat Allah ini sangat luas dan tidak terhingga, sehingga meskipun ditambah dengan air laut yang lain, ditambah dengan air laut yang lain, maka ini tidak akan habis kalimat-kalimat Allah Azza wa Jalla.
Ini menunjukkan kalamullah berbeda dengan kalam manusia. Allah memiliki sifat kalam dan manusia memiliki sifat kalam, tapi beda antara kalamullah dengan kalam manusia.
Ucapan manusia terbatas sekali. Ucapan saya, ucapan para pendengar sekalian. Cukup beberapa tinta yang dibutuhkan, pena yang dibutuhkan untuk menulis kalimat-kalimat kita, adapun kalamullah maka tidak terhingga.
Maka bagaimana disamakan antara kalamullah dengan kalam makhluk. Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki sifat kalam sesui dengan keagungan-Nya. Kalam Allah adalah sifat yang sempurna tidak sama dengan sifat makhluk.
Demikianlah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini. Dan in sya Allah kita bertemu kembali pada pertemuan yang selanjutnya pada waktu dan keadaan yang lebih baik.
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته