Materi 07 ~ Mencari Ilmu Bukan Karena Allah (6) – Keikhlasan adalah penolong terbesar dalam menuntut ilmu

Ustadz Abu Haidar As-Sundawy حفظه لله تعالى
AdabSyarah Kitab

🌍 Kajian Kitab
👤 Al-Ustadz Abu Haidar As-Sundawy حفظه الله
📗 Kitab Awaa’iqu ath Thalab (Kendala Bagi Para Penuntut Ilmu)
📝 as-Syaikh Abdussalam bin Barjas Alu Abdul Karim حفظه الله
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Sudah diterangkan bahwa mencari ilmu bukan karena Allah termasuk salah satu diantara amalan yang dihitung syirik oleh Allah azza wajalla dan wajib kita untuk menjauhinya. Allah berfirman dalam salah satu hadits qudsi,
أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنْ الشِّرْكِ؛ مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي، تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
“Aku adalah dzat yang paling tidak membutuhkan sekutu, maka barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan tetapi dia menyekutukan Aku dalam amalan itu dengan yang lainnya (dengan selain Aku), Aku tinggalkan dia dan Aku juga tinggalkan amalan syiriknya, perbuatan syiriknya” (Riwayat Muslim)
Makna menyekutukan Aku didalam sebuah amalan artinya menyekutukan dalam hal niat, sebagian niat untuk Allah dan sebagian lainnya untuk selain Allah dalam satu amalan. Walaupun prosentasi untuk Allah itu jauh lebih besar 95% atau bahkan 99%, dan 1% nya diniatkan agar orang memuji kita. Kata Allah aku tinggalkan dia dan amalan syiriknya dalam arti tidak diterima, dalam arti tidak akan Allah balas dengan pahala dan ini baru dari lihat dari satu sisi diterima atau tidaknya amalan dan dari sisi lainnya maka dia mendapatkan adzab.
Para ulama telah sepakat bahwa kebinasaan seseorang itu hanya terjadi apabila Allah membiarkan antara seseorang dengan dirinya dalam arti membiarkan itu tidak akan ditolong, tidak dibantu, tidak diberi hidayah sekalipun melakukan amalan ibadah kebaikan maka dia akan binasa karena syaithon akan menyambarnya, syaithon akan memanfaatkannya untuk menggoda dia karena tidak ada perlindungan, pertolongan dari Allah azza wajalla terhadap orang itu, orang yang tidak tawakal kepada Allah. Namun, dia tawakalnya kepada dirinya sendiri umpamanya dia sudah mengerti bahasa Arab, sering mengkaji syarah-syarah hadits, kemudian dia berbicara “Saya tidak perlu berdo’a lagi kepada Allah dan bisa khusu didalam sholat, arti dari bacaan sholat saya sudah faham” Maka Allah biarkan dia bersandar kepada dirinya sendiri. Syaithon melihat itu, memanfaatkan momen itu untuk menggoda maka dihembuskanlah rasa ujub, dihembuskanlah rasa takabur, dihembuskanlah riya, dihembuskanlah tendensi-tendensi duniawi maka orang seperti ini jadilah neraka itu lebih layak bagi dia.
Berkata Hamad bin Salamah rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang mempelajari ilmu hadits bukan karena Allah maka dia telah berbuat makar terhadap ilmu hadits tersebut”. Karena bukan karena Allah maka untuk siapa lagi kalau bukan untuk mencari pujian manusia, dia memanfaatkan syariat Allah, memanfaatkan ilmu yang bermanfaat untuk kepentingan dirinya dan untuk kepentingan duniawinya semata-mata. Maka disebut orang itu sebagai orang yang sudah membuat makar.
Memperbaiki niat didalam mencari ilmu itu sebesar-besar faktor pembantu, penopang untuk memahami ilmu. Semakin ikhlas itu akan semakin mudah untuk memahami ilmu. Berkata Abu Abdullah Arru Dabari dia mengatakan, “Ilmu itu dibangun diatas amalan, maknanya apabila ilmu itu diamalkan maka semakin terfahami. Dan amalan dibangun diatas keikhlasan, dan keikhlasan karena Allah akan mewariskan pemahaman dari Allah”. Allah akan memberikan pemahaman kepada dia ketika mempelajari ilmu karena keikhlasannya. Dalam sunnan ad-Darimi sebuah riwayat dari Ibrahim an-Nakha’i rahimahullahuta’ala dia menyatakan, “Siapa yang mencari suatu ilmu karena mencari wajah Allah, ikhlas karena Allah, maka Allah akan memberikan kepada dia ilmu-ilmu yang mencukupinya. Inilah penjelasan tentang wajibnya belajar disertai, dilandasi dengan niat yang ikhlas karena Allah azza wajalla, karena keikhlasan itu salah satu diantara faktor yang bisa memudahkan kita untuk memahami ilmu secara cepat dan secara benar.
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنْتَ ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Materi Kajian Kitab Awaa’iqu ath Thalab