Materi 47 ~ Merasa Pasrah Atas Ilmu Yang Dimiliki Adalah Sifat Orang Yang Rendah

Ustadz Abu Haidar As-Sundawy حفظه لله تعالى
AdabSyarah Kitab

🌍 Kajian Kitab
👤 Al-Ustadz Abu Haidar As-Sundawy حفظه الله
📗 Kitab Awaa’iqu ath Thalab (Kendala Bagi Para Penuntut Ilmu)
📝 as-Syaikh Abdussalam bin Barjas Alu Abdul Karim حفظه الله

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Berkata para Hukama (para ulama), “Seandainya manusia bisa mencapai puncak kesempurnaan sebagai manusia maka puncak kesempurnaan itu hanya bisa diraih dengan ilmu dan amal”. Berkata Imam ibn al-Jauzi rahimahullah, “Kalau ada sebuah cita-cita, sebuah kedudukan yang baik yang bisa kita capai maka capailah. Jangan diabaikan begitu saja karena Al-Qunu (orang yang pasrah terhadap keadaan yang buruk dan tidak mau berusaha) itu adalah keadaan orang yang rendah dan hina.” Orang tersebut tidak mau berusaha, jadi kalau ada sesuatu yang dianggap baik secara syar’i, secara العرف‎ baik bagus itu posisi yang bisa kita raih maka raihlah. Orang yang menerima apa adanya sekalipun apa adanya tersebut sebuah keburukan atau kehinaan padahal dia bisa keluar dari kondisi seperti itu dia bisa meraih yang jauh lebih mulia daripada itu maka sikap pasrah terhadap keadaan yang buruk itu adalah sikap orang yang rendah dan hina. Maka jadilah engkau seorang laki-laki yang kejantanannya bagaikan kekayaan dan cita-citanya bagaikan bintang yang bersinar secara terang benderang artinya yaitu berjuanglah, gantungkan cita-citamu setinggi langit dan berjuanglah, berusahalah untuk meraih cita-cita dilangit itu semaksimal kemampuan yang kamu miliki. Seandainya kita ingin naik kesebuah pohon yang sangat tinggi. Dari bawah dia melihat kalau sudah ada diatas khawatir jatuh dan ketika jatuhnya sakit akibatnya dia tidak mau berusaha walaupun hanya selangkah atau dua langkah maka dia berada dibawah. Tetapi seandainya dia berusaha naik walaupun tidak mampu mencapai puncak minimal dia mampu mencapai setengah dari pohon tersebut. Kedudukan dia tidak lagi serendah ditanah minimal setengah dari pohon yang akan dia naiki tersebut. Imam ibn al-Jauzi rahimahullah berkata dalam kitab Shaidul Khatir, “Seandainya memungkinkan kamu melewati kemampuan salah seorang para ulama atau para zuhad (orang-orang yang zuhud) maka lakukanlah. Karena apa ? mereka laki-laki kita pun laki-laki, mereka manusia kita pun manusia. Apakah para ulama itu berbeda dengan diri kita secara fisik dan fisikis ? jawabannya yaitu sama mereka ada rasa kantuk kita juga ada, kita kadang lelah mereka pun sama, kita kadang ada rasa malas mereka juga sama. Cuma bedanya adalah respon terhadap seluruh kendala tadi. Ketika kita malas ya kita leha-leha, mereka ketika malas berupaya memerangi kemalasan itu. Ketika kita lelah ya sudah istirahat, mereka ketika lelah memporsir dirinya memerangi kelelahan tersebut tanpa menghentikan perjuangannya untuk belajar. Maka hasilnya pun berbeda mereka menjadi ulama kita tetap menjadi gulama (anak-anak kecil yang sangat terbatas ilmunya)”. Para ulama itu manusia engkau juga manusia tidaklah berleha-leha orang yang berleha-leha kecuali karena kerendahan cita-citanya atau kelemahan dari tekadnya. Beliau ibn al-Jauzi rahimahullah menggambarkan lagi dengan gambaran yang memotivasi kita untuk berjuang, “Ketahuilah kalian itu selalu berada di medan perlombaan waktu sangat terbatas, maka janganlah kalian berdiam diri dalam kemalasan tidaklah sesuatu yang berharga luput dari diri kita, tidak teraih oleh diri kita kecuali karena kemalasan dan tidaklah sesuatu yang berharga teraih, tercapai kecuali karena perjuangan dan kesungguh-sungguhan”. Sungguh-sungguh, Tekadnya kuat dan diaplikasikan maka dia mampu meraih sesuatu yang belum tentu orang lain mampu meraihnya. Mengorbankan kesenangan kita untu bermalas-malasan, mengorbankan kesenangan kita untuk berleha-leha maka gunakanlah untuk sesuatu yang bermanfaat maka akibatnya kesenangan yang kita korbankan akan diganti dengan kebahagiaan dimasa yang akan datang.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنْتَ ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Materi Kajian Kitab Awaa’iqu ath Thalab