Materi 32 ~ Tertipu, Ujub Dan Kibr (02) – Bahayanya Sifat Sombong

Ustadz Abu Haidar As-Sundawy حفظه لله تعالى
AdabSyarah Kitab

🌍 Kajian Kitab
👤 Al-Ustadz Abu Haidar As-Sundawy حفظه الله
📗 Kitab Awaa’iqu ath Thalab (Kendala Bagi Para Penuntut Ilmu)
📝 as-Syaikh Abdussalam bin Barjas Alu Abdul Karim حفظه الله

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ingat ketika Kami berkata kepada malaikat sujudlah kalian kepada Adam maka sujudlah seluruh malaikat kecuali iblis. Kenapa iblis tidak mau sujud ? Allah menyatakan, “dia (iblis) enggan dan takabur”. Takabur-lah yang menyebabkan dia tidak mau nurut kepada Allah azza wa jalla, tidak mau ta’at ketika disuruh bersujud kepada Adam (sujud disini bukan dalam rangka menyembah tetapi dalam rangka menghormati yang saat itu -syariat saat itu membolehkan menghormati dalam bentuk sujud dan berlaku sampai beberapa Nabi setelahnya- seperti yang terjadi pada zaman Nabi Yusuf alaihissalam dan sodaranya yang sebelas sujud kepada Ayahnya kemudian sodara-sodaranya sujud kepada dirinya (Yusuf), dan sujudnya itu adalah dalam rangka menghormati (“saat itu BOLEH”) tetapi dizaman Nabi Muhammad ﷺ diajaran islam ini dilarang bersujud walaupun tidak dengan niat Ibadah dalam arti niat dalam menghormati maka itu tidak boleh.
Nabi ﷺ menyatakan, “Seandainya aku dibolehkan memerintahkan orang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku akan perintahkan para wanita untuk sujud kepada suaminya”. Saking besarnya hak suami atas diri istrinya. Sekarang seorang istri begitu suaminya pulang, “pah saya menghormati papah maka aku mau sujud dulu” maka hal tersebut tidak boleh dilakukan. Siapa yang sujud kepada sesama manusia dalam rangka menyembah maka dia musyrik, siapa yang sujud kepada sesama manusia dalam rangka menghormati dia tidak musyrik tetapi terjerumus kedalam kemaksiatan. Keduanya terlarang hanya kadar dosanya yang berbeda.
Jadi iblis tidak mau sujud karena takabur maka dia ditendang oleh Allah dari surga. Ketika manusia hidup di Alam Dunia kelak akan kembali ke akhirat (Surga dan Neraka) Allah sudah berisyarat bahwa surga di akhirat diperuntukan bagi orang-orang yang tidak sombong selama di alam dunia.

تِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ

“Itulah negeri akhirat (surga) Kami telah jadikan surga itu bagi orang-orang yang tidak menginginkan kesombongan di muka bumi, berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa” ( Al-Qashash/28: 83)
Yang dimaksud dengan tidak berbuat kerusakan itu adalah tidak berbuat maksiat. Karena siapa saja yang bermaksiat dia mengadakan kerusakan baik secara fisik ataupun fisihis. Secara fisihis kemaksiatan merusak moral, merusak etika, merusak juga suasana hati, merusak juga suasana sosial yang akan tercipta. Kalau Allah sudah menurunkan adzabnya terhadap suatu komunitas yang didalamnya didominasi oleh kemaksiatan yakni bencana Alam, Tsunami, gempa, banjir, longsor dan yang sejenisnya maka rusaklah lingkungan hidup. Oleh karena itulah siapa yang bermaksiat berarti dia sedang melakukan kerusakan dimuka bumi.
Hasilnya kesombongan adalah kemaksiatan terbesar, terburuk yang dilakukan oleh seorang penuntut ilmu dan banyak ancaman tentang hal itu. Sebuah hadits yang diterima oleh Abu Hurairah radiyallahuanhu diriwayatkan oleh imam Bukhori dan Muslim dalam shahih Bukhori dan Muslim, berkata Rasulullah ﷺ , “Ketika ada seseorang berjalan disebuah tempat dalam keadaan dia sedang ujub terhadap dirinya sendiri kepalanya atau rambutnya disisir, Rasul ﷺ melarang seseorang menyisir rambutnya tiap hari”.
Apa maknanya ? Apakah menyisir tiap hari dosa ? tidak. Yang dimaksud hadits diatas adalah ungkapan dari sikap sombong. Ada hadits yang menguatkan tentang berjalan disebuah tempat dalam keadaan dia sedang ujub kepada dirinya kepalanya itu disisir rapih tetapi dia berlaga sombong ketika berjalan tiba-tiba Allah amblaskan dia kedalam tanah dan dia tetap terbenam didalam tanah sampai hari kiamat. Kesombongannya kontan oleh Allah Azza wajalla dihukum dengan cara diamblaskan kemuka bumi (kedalam tanah). (pertanyaan dari Ustadz Abu Haidar kepada Syaikh Salim bin Ied Al Hilali)
Jadi yang menyebabkan orang dihukum langsung oleh Allah salah satunya kesombongan menunjukan kesombongan adalah maksiat yang sangat buruk.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنْتَ ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Materi Kajian Kitab Awaa’iqu ath Thalab