🌍 Kajian Kitab
👤 Al-Ustadz Abu Haidar As-Sundawy حفظه الله
📗 Kitab Awaa’iqu ath Thalab (Kendala Bagi Para Penuntut Ilmu)
📝 as-Syaikh Abdussalam bin Barjas Alu Abdul Karim حفظه الله
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Lalu berkata mualif (penulis), “Wahai orang-orang yang memiliki keunggulan dan kecerdasan. Orang-orang yang jiwanya Allah hiasi, Allah lengkapi dengan keunggulan dan kecerdasan janganlah kalian mencari aktivitas pengganti dari mencari ilmu. Jadikan mencari ilmu sebagai aktivitas pokok mu, jangan cari aktivitas pengganti dari hal itu dan janganlah engkau sibuk kan diri dengan urusan lain yang bisa mengabaikan kamu dari ilmu. Kalau kamu enggan, kamu tetap mencari alternatif aktivitas lain daripada mencari ilmu. Kamu tetap menyibukkan dirimu dengan hal-hal lain padahal Allah azza wa jalla telah memberikan potensi kepada dirimu yang tidak Allah berikan kepada orang lain, padahal Allah telah memberikan kesempatan bagi dirimu agar kaum muslimin memperoleh banyak manfaat dari dirimu tetapi kamu tidak memanfaatkannya maka akan sangat besarlah penyesalan mu dan sangat dahsyat lah musibah yang menimpa dirimu”. Lalu ada beberapa bait syair, “Tinggalkan oleh mu mengingat-ingat hawa nafsu yang melalaikan. Bangkit menuju tempat yang tinggi yang menyebabkan dirimu bersinar, abaikan seluruh yang membuat kamu lalai dari ilmu, abaikan kenikmatan dunia yang kebeningannya sebenarnya kekeruhan, abaikan kawan-kawan yang bergaul dengan mereka menyebabkan kamu bisa lupa, abaikan taman-taman yang dipenuhi, ditutupi atau dihiasi dengan cahaya dan bunga-bunga. Itu semua adalah kesenangan-kesenangan dunia maka abaikan itu dan bangkitlah menuju ilmu dengan kesungguhan tanpa kemalasan seperti bangkitnya seorang hamba untuk meraih kebaikan yang harus diperebutkan bersabarlah untuk meraihnya dengan kesabaran orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk meraihnya maka tidak akan mampu meraih kebaikan ini orang-orang yang tidak memiliki kesabaran.” Itu sebuah bait syair yang ditulis oleh Abdurahman As-Sa’di rahimahullah (gurunya Syaikh bin Baz, Syaikh Utsaimi dan yang lain-lain). Lantas bagaimana caranya agar kita termotivasi untuk belajar ? Sesungguhnya diantara perkara yang paling bermanfaat dalam memberikan motivasi agar kita memiliki cita-cita yang tinggi kesungguh-sungguhan yang besar adalah dengan melihat biografi, sejarah perjuangan para ulama salafushaleh radhiyallahu’anhum karena keadaan mereka merupakan sesempurna-sempurna contoh dalam hal ilmu dan amal. Seandainya seorang thalib (seorang penuntut ilmu) melihat kerendahan dirinya, amalnya sedikit kemudian melihat betapa dahsyatnya amalan dan ilmu para ulama maka dia akan termotivasi untuk mengikuti kebiasaan mereka, dia akan terdorong untuk menyerupai amaliah dan karakteristik mereka lalu dikutip lah sebuah hadits, ” مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ – Barangsiapa orang yang menyerupai kebiasaan suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut”. Kalau kaum yang kita tiru yang kita ikuti adalah kaum yang istimewa seperti para ulama, kebiasaan mereka kita tiru, karakteristik mereka kita coba untuk kita ikuti, aktivitas sehari-hari mereka kita coba untuk kita terapkan kita bertasyabbuh dengan mereka maka tanpa disadari, tanpa terasa lama-lama dalam pandangan orang kita akan disamakan dengan mereka. Ini orang akhlaqnya itu seperti akhlaq para ulama yang kita baca didalam buku-buku sejarah para ulama. Tanpa terasa, tanpa disadari tiba-tiba kita sudah seperti mereka مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ . Berkata ibn Jauzi, “Maka demi Allah wajib bagi kalian untuk memperhatikan, menela’ah biografi ulama para salafushaleh, menela’ah kitab-kitab karangan mereka, cari informasi tentang kegiatan dan kehidupan mereka maka memperbanyak menela’ah kitab-kitab mereka itu merupakan sebuah keutamaan yang sangat luar biasa.”
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنْتَ ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته